PERBANDINGAN VISUAL DAN KUANTITATIF TERHADAP PEMETAAN MINERAL PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN METODE PENAJAMAN GRAM SCHMIDT.

STUDI KASUS: TAMBANG NIKEL KOLAKA, SULAWESI TENGGARA, INDONESIA

  • Bella Wijdani Sakina Bandung Institute of Technology

Abstract

Pemetaan  mineral  menggunakan  citra  penginderaan  jauh  telah  menjadi  teknik  yang  sangat  berguna  dalam  mendukung eksplorasi  sumber  daya  mineral,  terutama  di daerah  yang  sulit  dijangkau.  Penelitian  ini bertujuan  untuk  membandingkan  akurasi pemetaan mineral antara citra multispektral Landsat 8 OLI/TIRS sebelum dan setelah pan-sharpening menggunakan metode Gram-Schmidt (GS). Metode GS dipilih karena kemampuannya untuk meningkatkan resolusi spasial tanpa mengurangi integritas spektral, yang esensial untuk identifikasi mineral secara tepat. Data yang digunakan mencakup citra Landsat 8 OLI/TIRS dan hasil pembacaan spektral dari 186 sampel inti batuan menggunakan ASD TerraSpec. Data spektral ini kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak The Spectral Geologist (TSG) untuk mengidentifikasi mineral utama berdasarkan referensi spektral mineralnya. Metode GSdiaplikasikan untuk menggabungkan citra multispektral dengan resolusi rendah (30 meter) dan citra pankromatik dengan resolusi tinggi (15 meter). Proses penajaman ini memungkinkan peningkatan detail spasial sehingga lebih baik dalam memetakan distribusi mineral di lapangan. Analisis visual dan statistik digunakan untuk mengevaluasi keakuratan hasil pemetaan mineral.  Hasil analisis berdasarkan  perbandingan  luasan  wilayah  menunjukkan  bahwa  deviasi  antara  luasan  pada  blok  model  dengan  citra  sebelum penajaman adalah 156,28 atau perbedaannya sekitar 392% lebih tinggi dari luasan aslinya, sedangkan deviasi dengan citra setelah penajaman  GS  adalah  16,8  atau  perbedaannya  sekitar  42%  lebih  rendah  dari  luasan  aslinya.  Hasil  analisis  berdasarkan  kondisi lapangan  menunjukkan  bahwa  distribusi  mineral  Saponit  pada  citra  setelah  penajaman  lebih  rinci  dan  konsisten  dengan  kondisi geologi  lapangan,  serta  mengurangi  kesalahan  deteksi  di  area  yang  tidak  relevan  seperti  pemukiman.  Selain  itu,  peningkatan keterdapatan mineral Saponit di area tambang terbuka menunjukkan bahwa metode penajaman GS memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan. Metode penajaman GS terbukti memberikan hasil yang lebih akurat untuk pemetaan mineral dibandingkan citra yang belum  dilakukan penajaman.  Peningkatan  resolusi  spasial  menunjang  identifikasi distribusi  mineral  yang  lebih  spesifik  dan kegiatan eksplorasi yang lebih efisien.


Kata kunci: penginderaan jauh, penajaman citra multispektral, pan-sharpening, metode Gram-Schmidt, mineral saponit, Tambang Nikel Kolaka

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2024-12-31
How to Cite
SAKINA, Bella Wijdani. PERBANDINGAN VISUAL DAN KUANTITATIF TERHADAP PEMETAAN MINERAL PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN METODE PENAJAMAN GRAM SCHMIDT.. Bulletin of Geology, [S.l.], v. 8, n. 3, p. 1397-1404, dec. 2024. ISSN 2580-0752. Available at: <https://buletingeologi.com/index.php/buletin-geologi/article/view/424>. Date accessed: 17 july 2025. doi: https://doi.org/10.5614/bull.geol.2024.8.3.3.