ANALISIS PERINGKAT DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN LAPISAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN FORMASI MUARAENIM DI AREA OGAN KOMERING, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

  • Wahyu Probo Ananto Geologi ITB

Abstract

Sari - Cekungan Sumatra Selatan adalah salah satu cekungan di Indonesia dengan prospektivitas batubara yang besar, selain batubara cekungan ini memiliki potensi sumberdaya gas metana batubara (coal bed methane) terbesar di Indonesia (183 TCF), potensi tersebut berada di Formasi Muaraenim. Oleh karena itu batubara di cekungan ini terutama yang berada di bawah permukaan perlu dianalisis lebih lanjut untuk menentukan peringkatnya yang akan berhubungan dengan tipe gas metana yang terbentuk dan kuantitasnya. Apabila peringkat batubara sudah mencapai level bituminus (high volatile), dipastikan batubara tersebut akan banyak mengandung gas metana termogenik. Walaupun begitu, batubara peringkat rendah (low rank coal) tidak menutup kemungkinan menghasilkan metana juga tetapi lebih bersifat biogenik (secara kuantitas tidak sebanyak metana termogenik) yang merupakan hasil pembusukan dari material organik akibat aktivitas mikroba dan bakteri pada saat proses penggambutan terjadi. Sementara itu lingkungan pengendapan batubara menjadi penting sebagai kerangka berpikir dalam menentukan persebaran batubara di bawah permukaan. Metodologi yang digunakan dalam interpretasi dan analisis data di atas meliputi analisis peringkat batubara berdasarkan ASTM D-388 (1999) yang dimodifikasi oleh Moore (2012) dan Thomas (2013), klasifikasi batubara peringkat rendah oleh Bielowicz (2012), dan analisis lingkungan pengendapan batubara dengan menggunakan diagram terner tipe maseral utama (principal maceral type) serta grafik Tissue Preservation Index (TPI) vs Gelification Index (GI). Penelitian ini menunjukkan jika berdasarkan analisis proksimat dan pantulan vitrinit yang dilakukan, batubara di daerah penelitian adalah batubara peringkat rendah (low rank coal) dengan rentang peringkat dari lignit - subbituminus. Sementara itu analisis lingkungan pengendapan yang dilakukan menghasilkan lingkungan lower delta plain dengan kemungkinan fasies arsitektur berupa endapan interdistributary marsh - tidal flat dengan rezim hidrologi limnic sehingga berada pada lingkungan dataran gambut yang relatif basah / banyak air (more wet mire) dan dengan suplai klastik kasar yang terbatas (limited influx clastic marsh).


 


Kata kunci: batubara Formasi Muaraenim, peringkat batubara, lingkungan pengendapan batubara, proksimat batubara, maseral, Tissue Preservation Index, Gelification Index.


 


Abstract - South Sumatra Basin is one of the basins in Indonesia with good coal prospectivity, apart from coal this basin has the largest potential for coal bed methane gas in Indonesia (183 TCF), this potential is occurred in Muaraenim Formation. Therefore, coal in this basin, especially subsurface coal, needs further study to determine its rank which will be related to the methane type (thermogenic or biogenic) and its quantity. If the coal rank has reached the bituminous level (high volatile), the coal will contain a lot of thermogenic methane. Nonetheless, low rank coal does not rule out the possibility of also producing methane, but it is more biogenic related (in quantity not as much as thermogenic) which is the result of organic matter decomposition due to microbial and bacterial activity during peatification. Meanwhile, coal depositional environment is important as a framework in determining the distribution of subsurface coal. Methodology used in data interpretation and analysis includes analysis of coal rank based on ASTM D-388 (1999) modified by Moore (2012) and Thomas (2013), classification of low rank coal by Bielowicz (2012), and analysis of coal depositional environment using ternary diagram of principal maceral type and graph of Tissue Preservation Index (TPI) vs Gelification Index (GI). This study shows that based on proximate and vitrinite reflection, the coal in the study area is low rank coal (lignite - sub-bituminous). Meanwhile the depositional environment analysis resulting the lower delta plain environment with possible architectural facies of interdistributary marsh-tidal flat deposits with limnic hydrological regime which related to relatively wet peatland environment (more wet mire) and with limited clastic supply (limited influx clastic marsh).


 


Keywords: Muaraenim coal-bearing formation, coal rank, coal depositional environment, coal proximate, maceral, Tissue Preservation Index, Gelification Index.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2023-04-26
How to Cite
ANANTO, Wahyu Probo. ANALISIS PERINGKAT DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN LAPISAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN FORMASI MUARAENIM DI AREA OGAN KOMERING, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN. Bulletin of Geology, [S.l.], v. 7, n. 1, p. 1116-1129, apr. 2023. ISSN 2580-0752. Available at: <https://buletingeologi.com/index.php/buletin-geologi/article/view/293>. Date accessed: 19 apr. 2024.